Ads 468x60px

Polisi Ini Marahi Pengemudi Mobil, Patahkan Spion & Terjang Traffic Light

Bogor - Seorang polisi berpakaian dinas dan mengenakan baret tiba-tiba turun dari mobilnya. Dia menghampiri pengemudi Honda City B 8543 CK dan marah-marah.

Setelah puas ngomel-ngomel, dia kemudian kembali ke mobil Honda Jazz F 73 NG warna biru yang ia tumpangi. Namun, sebelum masuk ke mobilnya, polisi itu bertindak yang mengejutkan sejumlah pengendara lainnya: mematahkan spion Honda City.

Peristiwa yang membuat geleng-geleng kepala ini terjadi di perempatan Kedung Halang, Kota Bogor sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu (29/12/2012). Kejadiannya begitu cepat sekitar 30 detik, saat lampu traffic light berwarna merah.

Seorang pengendara bernama Noko melihat jelas kejadian ini. Dia juga mengabadikannya dengan kamera ponselnya. Foto-foto peristiwa itu pun dikirimkan ke detikcom.

Saat kejadian, gerimis sedang turun dan membasahi jalan. Namun, air gerimis rupanya tak bisa mendinginkan emosi polisi berusia muda dan berbadan tegap berpakaian dinas dengan sangkur di pinggangnya itu.

Entah ada masalah apa antara pak polisi dengan si pengemudi Honda City itu. Saat itu, keduanya datang dari arah Warung Jambu menuju tol Bogor Outer Ring Road.

Pengemudi Honda City datang lebih dahulu dan memposisikan mobilnya di sebelah kanan, karena akan menuju tol. Sedangkan pak polisi yang tampak mengejar pengemudi Honda City itu memberhentikan mobil Honda Jazznya di samping kiri mobil Honda City.

"Begitu mobil berhenti, pak polisi langsung membuka pintu mobilnya dan keluar. Dia kemudian turun dan menuju arah pengemudi Honda City. Dia tampak marah-marah kepada pengemudi Honda City warna silver itu lewat jendela mobil," kata Noko.

Kejadian ini tentu membuat terkejut para pengendara mobil lain yang antre di perempatan itu. Setelah beberapa detik marah-marah, polisi itu kemudian kembali ke mobilnya. Namun, sebelum sampai di mobil Jazz-nya, polisi itu mematahkan spion Honda City yang ada di sebelah kiri. Klak! Spion itu pun tampak lepas dari pokoknya.

Polisi itu kemudian masuk ke dalam mobilnya dan langsung tancap gas. Dia menerobos lampu merah dan memutar balik ke arah Warung Jambu lagi. Duh! Padahal, jelas-jelas di perempatan itu ada tanda dilarang putar balik.

Siapakah sang polisi itu? Tidak diketahui identitasnya. Yang jelas, si pengemudi Honda City yang dimarahi polisi itu tampak pasrah dan melanjutkan perjalanannya menuju Tol JORR setelah lampu traffic light berwarna hijau.
Win in the flat world championship
Sumber : Detik.com
»»  READMORE >>

Perselingkuhan di Pengadilan Marak, dari Hakim Hingga Panitera

Jakarta - Skandal cinta terlarang hakim cantik ADA membuka kotak pandora asmara di pengadilan. Menurut Komisi Yudisial (KY), mereka yang terlibat skandal cinta berasal dari kalangan hakim hingga panitera.

"KY sangat prihatin dengan berbagai kasus perselingkuhan yang terjadi di sejumlah pengadilan. Selain beberapa kasus yang dilaporkan ke KY, banyak kasus temuan KY yang tersebar di berbagai daerah," kata Wakil KY, Imam Anshori Saleh saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (29/12/2012).

Peristiwa ini membuat KY sangat prihatin. Sebab hakim sebagai pejabat yang harus menjaga martabat, malah berbuat hal yang bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat.

"Perselingkuhan ini dilakukan baik antar hakim, hakim dengan panitera atau staf. Juga antar staf dan sebagainya," sambung Imam prihatin.

Kisah asmara di balik toga ini bermula dari rekomendasi KY untuk memberhentikan dengan tidak hormat hakim ADA yang bertugas di Pengadilan Negeri (PN) Simalungun. Sebelum di PN Simalungun, ADA pernah bertugas di PN Batusangkar, PN Sungailiat dan PN Boyolali.

Tindakan asusila ADA ini diakui Ketua MA, Hatta Ali. MA sendiri pernah melakukan penyelidikan atas dugaan selingkuh tersebut tetapi hasilnya nihil.

"Inisial hakim 'ADA', adalah dituduhkan kepada salah seorang hakim yang bertugas PN Simalungun. Kalau terbukti ya, kalau tidak ya kasihan karena dia punya keluarga juga," kata Ketua MA Hatta Ali, kemarin.

Sumber : Detik.com
»»  READMORE >>

Fenomena Jokowi

Sebenarnya, apa istimewanya Gubernur DKI Jakarta yang baru ini? Ia "hanya" melakukan apa yang seharusnya dikerjakan oleh pemimpin.

Belanja masalah langsung ke tengah masyarakat. Begitulah idealnya sebagai seorang pemimpin, bukan?

Ataukah karena teramat miskinnya kita akan pemimpin yang baik sehingga kemunculan Jokowi menjadi sangat fenomenal?

Ternyata begitu rindunya kita pada pemimpin sederhana nan merakyat.

Maka, tak heran bila Jokowi menjadi bulan-bulanan kegandrungan kita akan pemimpin sejati yang mengayomi.

Seperti halnya ketika menjadi walikota Solo, aksi Jokowi tak bisa dihentikan.

Ia menemui langsung rakyatnya, utamanya para kaum papa di kampung-kampung kumuh.

Dia ke terminal untuk mengecek kondisi angkutan umum dan pergi ke berbagai tempat yang merupakan kantong-kantong masalah.

Kehadiran Jokowi bersama gaya sederhana yang dibawakannya selalu mencuri perhatian, merebut simpati dan berhasil mengambil hati masyarakat.

Tak ketinggalan para awak media yang mengikuti keseharian pejabat nyentrik ini juga makin terkesima.

Jokowi menjauhkan diri dari birokrasi yang rumit dan protokoler yang kaku serta segala aturan dan ketentuan yang dapat menciptakan jarak antara dirinya dengan rakyat yang dipimpinnya.

Dalam sepekan pertama menjabat gubernur DKI Jakarta, ia dan pasangannya Basuki Tjahaja Purnama berhasil meruntuhkan tembok birokrasi di lingkungan balaikota, tempat keduanya berkantor.

Baik masyarakat dan para pekerja media merasakan perubahan hawa keterbukaan balaikota sebagai rumah rakyat.

Warga sekarang bisa mencegat sang gubernur langsung ketika ia turun dari mobil di balaikota saat pagi hari.

Wartawan juga leluasa menelisik ruang kerja wakil gubernur yang sebelumnya digunjingkan karena terlalu luas dan mewah itu.

Tak ada sedikitpun yang disembunyikan, Ahok, panggilan akrab Basuki Tjahaja Purnama, mempersilahkan para wartawan melihat-lihat berbagai fasilitas yang terdapat dalam ruang kerjanya.

Ruangan wagub yang dinilai terlalu "wah" ini diperintahkan oleh Jokowi untuk diperkecil.

Sang wakil ini juga ditugaskan membenahi internal birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pembenahan meliputi penghematan anggaran operasional dengan melakukan efisiensi penggunaan ruang perkantoran termasuk rencana penarikan para kepala dinas untuk berkantor di lingkungan balaikota.

Tugas Ahok juga menegakkan disiplin PNS dan menciptakan birokrasi yang melayani.

Pengamat kebijakan publik Andrinof Chaniago percaya, meski tantangan membenahi birokrasi ini berat, namun pasangan mantan walikota Solo dan mantan bupati Belitung Timur ini mampu memberesinya.

"Dengan kualitas yang mereka miliki dan perencanaan yang matang, saya yakin duet Jokowi-Ahok ini mampu membawa perubahan signifikan bagi kota Jakarta," ujar Andrinof.

Bila Ahok lebih banyak di dalam balaikota, Jokowi tiap hari bersafari menyusuri lokasi-lokasi yang tak lazim diinjak oleh para pejabat, tempat kumuh penuh persoalan sosial.

Ia bepergian juga tak seperti lazimnya seorang gubernur yang menggunakan mobil dinas jenis Land Cruiser lengkap dengan "vooridjer".

Sepekan pertama bekerja Jokowi pergi dengan mobil kijang innova, itupun sewaan dan tanpa pengawalan menembus pekatnya kemacetan jalanan ibukota serta tak mau menerobos lampu merah.

Sungguh perilaku langka yang belum pernah ditunjukkan oleh para pejabat pendahulunya.

Namun adakalanya perilaku nyleneh si gubernur menjadi bahan cemoohan bagi kelompok-kelompok yang dengan sinis menilai apa yang dilakukan Jokowi hanyalah untuk membangun pencitraan.

Bisa dipahami, karena memang hampir tak ada pejabat yang berbaik-baik dengan rakyat atas dorongan ketulusan dan pengabdian. Selalu ada tujuan promosi yang menyertainya.

Tapi paling tidak ada indikasi yang bisa dipakai untuk mengukur apakah perilaku baik pejabat itu dalam rangka pencitraan atau jujur apa adanya.

Bila hal-hal baik ditunjukkan secara mendadak atau serta-merta dan bertolak belakang dengan realita keseharian atau kebiasaan sebelumnya, pastilah perlu diragukan.

Apalagi bila ada rencana pencalonan untuk jabatan tertentu dalam waktu dekat maka bisa dipastikan itu adalah pencitraan.


Rekam jejak

Jokowi, publik bisa menelisik rekam jejaknya selama tujuh tahun menjadi walikota Solo.

Perilakunya juga sama seperti itu, turun ke tengah-tengah masyarakat melihat persoalan, mendengarkan keluh-kesah warganya secara langsung dan lantas memetakan kebijakan untuk dilaksanakan sebagai solusinya.

Bedanya, di Solo ia tak begitu menyolok ketika "blusukan" ke kampung-kampung karena perawakan dan penampilannya seperti orang biasa.

Dengan begitu ia leluasa berdialog dengan rakyat dan menggali persoalan dari mereka.

Pemberitaan mengenai aksi Jokowi ini juga tak segempar ketika ia melakukan hal yang sama di ibukota.

Memang, pemberitaan mengenainya akhir-akhir ini sudah agak berlebihan. Segala gerak-gerik dan polah-tingkah Jokowi tak sedikitpun luput jadi berita.

Ini berbahaya karena bisa menjadi boomerang dan justru kontraproduktif. Lawan-lawan politik yang tak menyukai gerakan pembaruan yang digalakkan Jokowi di Jakarta pasti akan menuduhnya sebagai perbuatan riya dan pencitraan belaka.

Dalam minggu pertama kepemimpinan gubernur baru ini setidaknya sudah ada dua anggota DPRD dari fraksi yang berbeda mengkritik aksi jalan-jalan Jokowi ke lapangan dan rencana penarikan para kepala dinas untuk berkantor di balaikota.

Kepopuleran Jokowi yang melampaui partai pengusungnya dan bahkan pejabat-pejabat yang ada di sekitarnya pada suatu kesempatan, dikhawatirkan dapat menimbulkan kecemburuan.

Seperti belum lama ini di JIexpo Kemayoran saat mendampingi presiden membuka Trade Expo Indonesia 2012.

Saat nama Jokowi disebut oleh pembaca acara, berikutnya disebut lagi oleh mendag dan presiden, ia memperoleh sambutan tepuk-tangan paling gegap-gempita dibanding yang lain.

Pada bagian lain, kepopuleran Jokowi yang mengundang antusiasme berlebihan warga di setiap kunjungan lapangan dapat mengakibatkan misi belanja masalah menjadi bias dan tidak efektif.

Jokowi selalu menjadi kerubutan warga, lebih sibuk meladeni orang-orang yang ingin bersalaman atau berfoto bersama sehingga proses dialognya tidak berlangsung maksimal.

Meski demikian, warga ibukota mulai tergerak partisipasinya usai memperoleh kunjungan sang gubernur.

Terbukti warga Bukit Duri mulai mengukur tanah di pinggir sungai yang direncanakan untuk pembangunan kampung susun deret.

Saat kunjungan ke sana sehari setelah pelantikannya sebagai gubernur, Jokowi mempresentasikan rencana pembangunan kampung susun deret untuk warga bantaran sungai.

Program inipun memperoleh sambutan positif sehingga warga turut berpartisipasi baik dalam persiapan, pembangunan hingga perawatannya kelak.

Aksi Jokowi ke lapangan yang selalu mengajak serta para kepala dinas terkait juga menularkan energi positif bagi mereka.

Para kepala dinas dibuat kalang-kabut mengikuti perintah-perintah gubernur yang bertenggat waktu singkat itu.

Seperti perintah untuk membersihkan kali Padengan yang berbau busuk karena sampah yang menumpuk.

Kinerja Jokowi yang berkecepatan tinggi tidak saja membuat para kepala dinas terbirit-birit, wakil gubernur saja juga harus berusaha keras mengimbanginya.

Bahkan mengenai hal ini Ahok sempat berseloroh:

"Kalau gubernurnya Pak Jokowi, harusnya wakil gubernur empat orang".

Gerakan cepat Jokowi juga menuai sambutan dan dukungan dari para menteri.

Seperti rencana pembangunan sarana transportasi massal yang bertujuan mengurai kemacetan lalu-lintas spontan disahuti oleh menteri BUMN dan berikutnya menko perekonomian menyatakan dukungannya.

Maka bila dipetakan, gerakan Jokowi untuk menjadikan Jakarta baru telah menangguk dukungan dari berbagai lini koordinasi.

Ke bawah telah memperoleh dukungan partisipasi dari sebagian besar warga ibukota.

Hubungan secara horizontal ke DPRD masih belum terlalu meyakinkan karena kelompok yang berisikan lintas partai ini berpotensi merecoki kerja kepala daerah.

Tapi setidaknya, Ahok adalah pasangan yang sejalan dengan cita-cita suci Jokowi yang menjadikan duet ini solid dan kuat menghalau serangan dari dewan yang mungkin menghadang.

Semoga saja Jokowi sanggup menanggung beban popularitas, tidak tergelincir menjadi selebriti dan tetap fokus pada kerja besar memberesi kota Jakarta sebagai etalase Indonesia.
(A025)


Dikutip dari : Antara.com
»»  READMORE >>

Jokowi: Bangsa Ini Butuh Orang yang Rela Berkorban

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyampaikan, makna Hari Pahlawan Nasional bukan hanya untuk diperingati. Hal itu juga harus dijadikan momentum kesadaran bersama tentang pentingnya pengorbanan seluruh warga negara yang sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia.

"Pahlawan itu orang yang rela berkorban tanpa pamrih, untuk kota, bangsa, dan negaranya," kata Jokowi seusai menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Timur, Sabtu (10/11/2012).

Jokowi mengungkapkan, pada masa merebut kemerdekaan, sosok pahlawan adalah mereka yang rela berkorban jiwa dan harta benda. Saat ini meski eranya sudah berbeda, mantan Wali Kota Solo tersebut yakin masih banyak warga Indonesia yang memiliki semangat kepahlawanan luar biasa.

"Ini harus mengingatkan kita semua bahwa negara membutuhkan jasa orang yang rela berkorban, tanpa pamrih, dan tanpa memaksakan kepentingan pribadi. Sekarang banyak juga orang-orang seperti itu," tandasnya.

Sebelumnya, Jokowi menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Timur. Hadir sebagai pemimpin upacara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Para pejabat lain juga tampak hadir dalam upacara tersebut, seperti Wakil Presiden Boediono, Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie, sejumlah petinggi TNI, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, serta para pejabat dan tokoh nasional lainnya.

Setelah menghadiri upacara, Jokowi langsung bertolak menuju Kelurahan Pademangan Timur, Jakarta Utara. Dalam kesempatan itu Jokowi akan melakukan seremoni pembagian Kartu Jakarta Sehat yang merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
»»  READMORE >>

Indonesia Masih "Dijajah"

Indonesia saat ini masih belum sepenuhnya merdeka. Setidaknya penjajahan dari bangsa asing masih berlangsung, dalam bentuk penjajahan budaya yang kini dialami generasi muda.

Keprihatinan itu yang disuarakan Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), dalam aksi mereka di Jalan Panglima Sudirman, Surabaya, Sabtu (10/11/2012). "Artis-artis Korea sekarang yang menjadi idola anak muda, artis-artis itulah yang menjadi pahlawan anak muda," kata koordinator aksi FPPI, Surya Putra.

Dalam aksi itu, FPPI menggelar aksi teaterikal. Mereka mengenakan topeng para pahlawan nasional seperti Bung Tomo atau Jenderal Sudirman. Beberapa dari mereka juga memakai topeng artis-artis Korea.

FPPI dalam aksinya sengaja mengajak masyarakat merenung kembali mengenai makna Hari Pahlawan. Mereka khawatir jika sosok para pahlawan dilupakam, niscaya nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme semakin luntur.


Dikutip dari : kompas.com
»»  READMORE >>

Benny K Harman Minta Rp 3 Miliar Demi Amankan Angelina

Muhammad Nazaruddin menyebut koleganya di Partai Demokrat, Benny Kabur Harman pernah meminta uang dari Angelina Sondakh sebesar Rp 3 miliar untuk mengamankan kasusnya dari bidikan penegak hukum.

Nazaruddin mengungkap nama Benny saat bersaksi untuk Angelina, terdakwa korupsi proses penggiringan anggaran Kemepora dan Kemendiknas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2012) kemarin.

Penyebutan nama Benny setelah sebelumnya jaksa penuntut umum Kiki Ahmad Yani bertanya, apakah mendengar Angelina memberi uang kepada salah satu anggota TPF untuk mengamankan kasusnya, langsung diamini Nazaruddin.

“Waktu itu menurut Benny, pernah minta uang untuk amankan kasus tersebut. Dan Benny pernah cerita sama saya juga, ‘Saya minta Angie sekian ya.’ Saya bilang, ‘Yah bapak atur saja. Benny minta Rp 3 miliar,’” cerita Nazaruddin.

Jaksa penuntut umum belum paham siapa yang dimaksud Nazaruddinn dengan Benny. Lantas pertanyaan lanjutan kembali ditujukan kepada Nazaruddin. “Benny K Harman,” ucap Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat.

Nazaruddin juga cerita Angelina terima Rp 9 miliar dari Wisma Atlet. Cerita kepada Nazaruddin, Angelina ulangi depan TPF. Uang tadi langsung diserahkan ke Mirwan Amir, mengalir ke Anas Urbaningrum, Jafar Hafsah, Mahyudin.

”Ibu Angie jelaskan ’Uang itu langsung saya serahkan ke Mirwan’ terus Mirwan bilang ’Iya Ngie, tapi uangnya enggak semua saya terima, ada Jafar Rp 1 miliar, terus diterima ketua umum, dikasih ke Olly',” kata Nazaruddin.

Benny yang dikonfirmasi hal ini membantah sampai bersumpah. Ia menyebut omongan Nazaruddin isu lama. Justru Nazaruddin lah yang meminta Benny menjadi saksi mendukung pernyataannya, dan akan memberi imbalan uang.

“Saya harus membenarkan kesaksian dia, lalu saya diberi kompensasi. Saya menolak tawaran itu. Omongan Nazaruddin itu seperti orang gila di rumah sakit jiwa, enggak usah dipercaya. Hanya bikin gaduh saja,” saran Benny.


Dikutip dari : TRIBUNNEWS.COM
»»  READMORE >>