Ads 468x60px

PROBLEMA-PROBLEMA SOSIAL, BATASAN DAN PENGERTIAN.

Problema-problema sosial seringkali dibedakan antara dua macam persoalan, yaitu antara problema-problema masyarakat (scientific or societal problems) dengan problema-problema sosial (ameliorative or social problems).
Hal yang pertama menyangkut analisa tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat, sedangkan yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal dalam masyarakat dengan maksud untuk memperbaikinya atau bahkan untuk menghilangkannya. Sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan, sedangkan usaha-usaha perbaikannya merupakan bagian dari pekerjaan sosial (social work). Sosiologi berusaha untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang berada dibelakang tata kelakuan sosial; pekerjaan sosial berusaha untuk menanggulangi gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, atau untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Pada dasarnya, problema-problema sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral; problema-problema tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu problema-problema sosial tidak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral; yang terpokok adalah aspek ilmiahnya.
Dalam ilmu sosiologi, disamping meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, juga perlu untuk mempelajari problema-problema sosial, karena problema-problema tersebut merupakan aspek-aspek dari tata kelakuan sosial. Dengan demikian, sosiologi juga berusaha dengan problema-problema sosial seperti misalnya kejahatan, konflik antar ras, kemiskinan, perceraian, pelacuran, delinkwensi anak-anak dan seterusnya. Hanya dalam hal ini, sosiologi bertujuan untuk menemukan sebab-sebab terjadinya problema-problema tersebut; sosiologi tidak terlalu menekankan pada pemecahan atau jalan keluar dari problema-problema tersebut. Oleh karena usaha-usaha untuk mengatasi problema-problema sosial hanya mungkin berhasil apabila didasarkan pada kenyataan dan latar belakangnya, maka sosiologi dapat pula ikut serta untuk membantu mencari jalan keluar yang mungkin dapat dianggap efektif.
Sebenarnya problema-problema sosial merupakan hasil-hasil dari proses perkembangan masyarakat; artinya problema-problema tadi memang sewajarnya timbul, apabila tidak diinginkan adanya hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan baru atau ide-ide baru. Banyak perubahan-perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat, walaupun perubahan-perubahan tadi mungkin mengakibatkan keguncangan-keguncangan dalam masyarakat terutama apabila perubahan-perubahan berlangsung dengan cepat dan bertubi-tubi. Dalam jangka waktu masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, timbullah problema-problema sosial, sampai unsur-unsur masyarakat berada dalam keadaan stabil  lagi. Problema-problema sosial merupakan akibat dari interaksi sosial dari orang perorangan, antara orang perorangan dengan kelompoknya, atau antara kelompok-kelompok manusia. Interaksi tersebut berkisar pada ukuran nilai-nilai adat istiadat, tradisi dan ideologi; interaksi sosial mana ditandai dengan suatu proses sosial yang disosiatif. Problema-problema sosial timbul karena tidak adanya integrasi yang harmonis antara lembag-lembaga kemasyarakatan. Orang perorangan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan macam-macam hubungan sosial. Problema-problema sosial tidak akan timbul apabila ada suatu persesuaian sosial, dimana semua lembaga-lembaga kemasyarakatan terintegrasi secara harmonis. Orang perorangan tidak merasa dirinya tertekan untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa problema sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupannya kelompok sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok dari warga-warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan rusaknya ikatan sosial.